Akhirnya Presiden Jokowi Ungkap Kebohongan Ketua BPK Soal Panama Papers
MEGA389 : Ketua BPK Harry Azhar Azis menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak mempermasalahkan Namanya Terseret dalam skandal Panama Papers. Nama Harry Azhar menjadi salah satu pejabat negara yang masuk dalam list skandal Panama Papers.
Dia mengaku telah melaporkan kepada Presiden Jokowi perihal Panama Papers dan perusahaan cangkang (offshore corporation) yang dimilikinya di negara surga pajak (tax haven). Selain itu, dia juga telah melaporkan mengenai kasus ini kepada Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
"Saya sudah lapor ke Presiden tadi (soal Panama Papers). Saya sudah nyatakan bahwa itu sudah saya laporkan (kepemilikan perusahaan offshore di tax haven) ke Ditjen Pajak," katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (14/4/2016).
Menurutnya, Jokowi sama sekali tidak mempermasalahkan kasus Panama Papers dan kepemilikan perusahan offshore di negara tax haven, sepanjang tidak ada kerugian negara dari kegiatan tersebut. "Terserah Presiden. Kalau kata Presiden, kalau tidak ada kerugian negara ya tidak apa-apa Pak Harry," kata dia menirukan Jokowi.
Sebelumnya, Harry mengaku pernah memiliki perusahaan Sheng Yue International Limited di salah satu negara bebas pajak, British Virgin Islands (BVI) dua tahun silam. Namun dia menerangkan saat ini sudah tidak lagi aktif dalam perusahaan yang didirikan bersama keluarganya tersebut per 1 Desember 2015.
"Saya tidak lagi jabat direktur, tidak ada lagi sama sekali. Semenjak terpilih sebagai Ketua BPK, Desember 2014, waktu itu tidak sempat mengurus. Per 1 Desember 2015 tidak lagi milik saya, sudah milik orang lain," ujarnya.(sindonews.com)
Seskab Pramono Anung Bantah Omongan Ketua BPK Harry Azhar Azis
Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Harry Azhar Azis mengklarifikasi tentang namanya yang tercantum dalam dokumen "Panama Papers"' kepada Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Kamis (14/4/2016).
"Ya, tadi beliau menyampaikan dan Presiden mendengarkan itu, mengklarifikasi," ujar Sekretaris Kabinet Pramono Anung di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis siang.
Pramono tidak mau berkomentar lebih jauh soal asal aset yang dimiliki Harry di luar negeri itu. Pramono hanya mengatakan bahwa hanya Harry Azhar yang mengetahuinya.
"Mengenai bagaimana dan apa, tentu Ketua BPK sendiri yang tahu. Tetapi, yang jelas, beliau sudah menyampaikannya, mengklarifikasi kepada Presiden," ujar Pramono.
Menerima klarifikasi itu, lanjut dia, Jokowi hanya mendengarkan. Presiden juga tidak menyimpulkan apakah yang dijelaskan Harry adalah benar atau tidak.
Nama Harry yang berada di dalam Dokumen Panama Papers pertama kali diungkap Koran Tempo, Rabu (13/4/2016). Dalam koran itu, disebutkan bahwa Harry merupakan pemilik salah satu perusahaan offshore, Sheng Yue International Limited.
Sheng Yue International Limited diduga adalah perusahaan yang didirikan di negara suaka pajak dengan tujuan menghindari pembayaran pajak dari wajib pajak kepada negara asalnya