AHOK DI SINDIR DAN DI SORAKIN
MEGA389 : Megawati Soekarnoputri menyindir Ahok saat Gubernur DKI Jakarta itu menghadiri peluncuran buku tentang Ketua Umum PDIP tersebut. Namun, Ahok merasa tidak ada yang perlu dikhawatirkan dengan sindiran tersebut.
Ahok merasa sangat mengenal Megawati dibanding kader PDIP. Karena itu, Ahok hanya menanggapi sindiran itu dengan senyuman.
"Saya lebih kenal Ibu Mega. Menurut saya biasa aja. Ibu Mega baik-baik saja. Kamu kalau kenal Ibu Mega, kelihatan kok kalau enggak baik, senyumnya beda. Kamu lihat aja, Ibu Mega orangnya itu polos aja. Bawaannya keluar. Saya kenal beliau sudah lama," kata Ahok di RPTRA Taman Tanah Abang, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (24/3/2016).
Terkait sumbangan yang disodorkannya ke Megawati, Ahok menilai itu hanya bagian dari komitmen. Bila tetap diberikan, bisa disalahartikan sebagai mahar politik oleh orang lain.
"Enggak, orang kan suka menuduh kalau calon itu ada mahar. Ibu Mega bilang kalau Ahok nyumbang di-bully lagi nanti dibilang uang mahar. Saya mah enggak mau ngasih mahar. Dari dulu Bu Mega yang cari. Saya mah bodo amat," ujar Ahok.
Ahok memang bukan kader PDIP, tapi dia merasa sangat dekat dengan Mega dan almarhum Taufik Kiemas. Kedatangannya ke acara Megawati itu pun banyak dinilai untuk meminta dukungan PDIP pada Pilkada DKI Jakarta 2017.
"Enggaklah, itulah tafsiran orang yang salah. Hubungan saya dengan Bu Mega dan Pak Taufik melampaui partai politik," Ahok berkelit.
Ahok merasa sangat mengenal Megawati dibanding kader PDIP. Karena itu, Ahok hanya menanggapi sindiran itu dengan senyuman.
"Saya lebih kenal Ibu Mega. Menurut saya biasa aja. Ibu Mega baik-baik saja. Kamu kalau kenal Ibu Mega, kelihatan kok kalau enggak baik, senyumnya beda. Kamu lihat aja, Ibu Mega orangnya itu polos aja. Bawaannya keluar. Saya kenal beliau sudah lama," kata Ahok di RPTRA Taman Tanah Abang, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (24/3/2016).
Terkait sumbangan yang disodorkannya ke Megawati, Ahok menilai itu hanya bagian dari komitmen. Bila tetap diberikan, bisa disalahartikan sebagai mahar politik oleh orang lain.
"Enggak, orang kan suka menuduh kalau calon itu ada mahar. Ibu Mega bilang kalau Ahok nyumbang di-bully lagi nanti dibilang uang mahar. Saya mah enggak mau ngasih mahar. Dari dulu Bu Mega yang cari. Saya mah bodo amat," ujar Ahok.
Ahok memang bukan kader PDIP, tapi dia merasa sangat dekat dengan Mega dan almarhum Taufik Kiemas. Kedatangannya ke acara Megawati itu pun banyak dinilai untuk meminta dukungan PDIP pada Pilkada DKI Jakarta 2017.
"Enggaklah, itulah tafsiran orang yang salah. Hubungan saya dengan Bu Mega dan Pak Taufik melampaui partai politik," Ahok berkelit.
MEGA389 Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok di sorakin saat menghadiri bedah buku dan peluncuran buku Megawati Soekarnoputri berjudul Menangis dan Tertawa Bersama Rakyat di Gedung Arsip, Jakarta.
Ahok tiba pukul 19.55 WIB mengenakan batik dan langsung menyalami Ketua Umum PDIP sekaligus Presiden ke-5 itu dan tamu lainnya. Dia lalu duduk berjejeran dengan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.
Dalam sambutan sebelum diskusi buku dimulai, Butet Kartaredjasa selaku MC menyinggung kehadiran Ahok yang maju pilkada lewat jalur independen.
"Kalau di luar sana sibuk independen, Ahok datang menemui ibunya. Ini launching buku Megawati menangis dan tertawa bersama rakyat, bukan Ahok menangis dan tertawa bersama rakyat," ujar Butet disambut sorak sorai tamu undangan, Rabu (23/3/2016).
Dalam acara bedah buku Megawati tersebut, banyak kader kader PDIP yang berkumpul. Buku dan peluncurannya digagas para wartawan. Buka itu berisi perjalanan putri sulung Bung Karno itu sepanjang perjalanan politiknya sejak 1993.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan peluncuran buku tersebut tidak ada hubungannya dengan Pilkada DKI 2017.
"Kami membedakan proses pilkada dengan seluruh agenda termasuk peluncuran buku. Kita undang Pak Ahok sebagai gubernur, Djarot sebagai wakil gubernur karena bertempat di DKI," ujar Hasto.
Hasto menegaskan, PDIP menghormati pilihan Ahok maju cagub Pilkada DKI 2017 melalui jalur independen. "Kita harus menghormati Ahok independen. Kita tetap juga mendorong suksesnya Basuki dan Djarot, yang kita sepakati berdemokrasi, sampai saat ini," ujar Hasto.
Ahok tiba pukul 19.55 WIB mengenakan batik dan langsung menyalami Ketua Umum PDIP sekaligus Presiden ke-5 itu dan tamu lainnya. Dia lalu duduk berjejeran dengan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.
Dalam sambutan sebelum diskusi buku dimulai, Butet Kartaredjasa selaku MC menyinggung kehadiran Ahok yang maju pilkada lewat jalur independen.
"Kalau di luar sana sibuk independen, Ahok datang menemui ibunya. Ini launching buku Megawati menangis dan tertawa bersama rakyat, bukan Ahok menangis dan tertawa bersama rakyat," ujar Butet disambut sorak sorai tamu undangan, Rabu (23/3/2016).
Dalam acara bedah buku Megawati tersebut, banyak kader kader PDIP yang berkumpul. Buku dan peluncurannya digagas para wartawan. Buka itu berisi perjalanan putri sulung Bung Karno itu sepanjang perjalanan politiknya sejak 1993.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan peluncuran buku tersebut tidak ada hubungannya dengan Pilkada DKI 2017.
"Kami membedakan proses pilkada dengan seluruh agenda termasuk peluncuran buku. Kita undang Pak Ahok sebagai gubernur, Djarot sebagai wakil gubernur karena bertempat di DKI," ujar Hasto.
Hasto menegaskan, PDIP menghormati pilihan Ahok maju cagub Pilkada DKI 2017 melalui jalur independen. "Kita harus menghormati Ahok independen. Kita tetap juga mendorong suksesnya Basuki dan Djarot, yang kita sepakati berdemokrasi, sampai saat ini," ujar Hasto.