Kamis, 28 April 2016

Ahok Berkicau di Twitter, 'Gerakan Aksi Damai Sejuta Umat Dukung Ahok' Kumpul Dana di Monas

Ahok Berkicau di Twitter, 'Gerakan Aksi Damai Sejuta Umat Dukung Ahok' Kumpul Dana di Monas
www.mega389.com
 MEGA389 : Pemberitahuan tersebut diposting menggunakan akun twitter @basuki_btp mengunggah sebuah gambar yang bertuliskan ajakan mengikuti aksi damai.
Isi dari tulisan tersebut adalah untuk menggelar gerakan aksi damai sejuta umat dukung Ahok yang akan dilanksanakan pada Minggu (5/5/2016) nanti..

Bukan hanya itu, ajakan tersebut juga meminta sumbangan dengan mencantumkan nomor rekening lengkap dengan nomer handphone yang bisa dihubungi.

Bahkan gerakan aksi damai tersebut mengajak kalagan pemuda, teman Ahok, relawan Ahok, dan simpatisan Ahok untuk ikut hadir.

Dalam isi edaran itu pun memberitahukan bahwa kegiatan akan dilaksanakan di Silang Monas untuk melakukan aksi jalan kaki ke bundaran HI.
Namun isi dari informasi ajakan tersebut langsung di tepis oleh Ahok melalui akun Twitter @basuki_btp.
Dalam postingannya Ahok menuliskan 'Jangan ada yang ikut kampanye di CFD dan sumbang seperti ini. Tidak benar. Bukan dari Teman Ahok,' tulis akun @basuki_btp.

www.mega389.com

Ahok Bilang Sejuta Materai Itu Rp 6 Miliar Duit dari Mana?
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menilai usulan Komisi Pemilihan Umum (KPU) cukup memberatkan pasangan calon yang maju melalui jalur perseorangan di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).

KPU usulkan surat pernyataan dukungan terhadap calon perseorangan dalam pemilihan kepala daerah ditambahkan meterai.
Maka setiap warga yang memberikan KTP sebagai bentuk dukungan wajib memberikan materai.

Misal Daftar Pemilih Tetap di Jakarta adalah 532.213 orang.
Dengan menggunakan materai Rp 6000, maka setiap pasangan calon yang maju melalui jalur perseorangan harus menyiapkan dana Rp 3,1 miliar hanya untuk DPT.
Ahok merasa usulan KPU itu pemborosan.

Ahok yang maju melalui jalur perseorangan merasa diberatkan dengan usulan tersebut.
Ahok menyatakan tidak masalah bila dirinya, tidak maju di Pilkada DKI 2017.
"Kalau semua pendukung pakai materai, kalau sejuta itu, Rp 6 miliar loh. Duit dari mana?

Kalau dia bilang tidak bisa ikut karena materai, ya sudah tidak usah ikut," kata mantan Bupati Belitung Timur tersebut di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu (20/4/2016).
Ahok rela kursi nomor satu di Jakarta diduduki oleh pasangan calon lain. Kini, Ahok fokus untuk menyelesaikan program pembangunan di Jakarta hingga masa jabatannya selesai pada Oktober 2017.
"Kan mereka semua maunya saya enggak jadi gubernur kan? Ya sudah saya sampai Oktober 2017, saya akan beresin Jakarta semampu saya, habis itu silakan pesta pora," imbuh dia.

Mantan politisi Gerindra ini berharap para pesaingnya dapat menyiapkan program pembangunan Jakarta dan tidak hanya beradu argumen.
"Orang yang pengin banget jadi gubernur, enggak pernah kasih program apa kalau jadi gubernur. Sampai hari ini saya dengar programnya apa kalau mau gantiin saya. Kalau cuma mau jadi gubernur ambil aja deh," tutup dia.

Sebelumnya KPU mengusulkan surat pernyataan dukungan terhadap calon perseorangan dalam pemilihan kepala daerah ditambahkan meterai.
Hal itu tercantum dalam draf Perubahan Kedua atas Peraturan KPU Nomor 9 Tahun 2015 tentang Pencalonan Pemilihan kepala daerah. Draf itu ditambahkan satu ayat.

Dalam Pasal 14 ayat 8 disebutkan bahwa meterai dibubuhkan pada perseorangan, dalam surat pernyataan dukungan dihimpun secara perseorangan atau materai dibubuhkan pada dokumen kolektif per desa, dalam surat pernyataan dukungan dihimpun kolektif per desa.


SHARE THIS

Author: